Untuk Lelaki dan Tulang Rusuk-nya
Lagi-lagi awan mendung senantiasa menaungi pagi di kota-ku ini. Nampaknya ia sangat tahu aku ingin bercerita, karena aku bisa bercerita dengan lancar hanya saat udara terasa sejuk, hawa terasa segar, dan bau-bau aroma hujan menempel disekitaran rerumputan. Otakku berputar mengingat pertemuan dan percakapan panjang dengan sahabat karib-ku yang sudah sejak lama tak ku temui. Dia bercerita tentang kisah cintanya yang begitu rumit, yang pada akhirnya menciptakan presepsi dibenaknya 'semua lelaki sama saja'. Tak salah apa yang dia pikirkan. Tak salah jika otaknya berkata seperti itu. Karena sebelumnya hatinya telah tersakiti dengan perlakuan seorang lelaki yang menurut-ku itu tidak pantas dilakukan oleh seorang lelaki kepada wanita. Ya, memang pada awalnya mulut lelaki itu begitu manis sehingga perempuan merasa teryakinkan dengan perkataan yang lelaki lontarkan. Disaat wanita tlah terbuai rayu lelaki itu, entah seperti kacang lupa kulitnya tetapi perlakuan lelaki saat masih m...