Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Untuk Lelaki dan Tulang Rusuk-nya

Lagi-lagi awan mendung senantiasa menaungi pagi di kota-ku ini. Nampaknya ia sangat tahu aku ingin bercerita, karena aku bisa bercerita dengan lancar hanya saat udara terasa sejuk, hawa terasa segar, dan bau-bau aroma hujan menempel disekitaran rerumputan. Otakku berputar mengingat pertemuan dan percakapan panjang dengan sahabat karib-ku yang sudah sejak lama tak ku temui. Dia bercerita tentang kisah cintanya yang begitu rumit, yang pada akhirnya menciptakan presepsi dibenaknya   'semua lelaki sama saja'. Tak salah apa yang dia pikirkan. Tak salah jika otaknya berkata seperti itu. Karena sebelumnya hatinya telah tersakiti dengan perlakuan seorang lelaki yang menurut-ku itu tidak pantas dilakukan oleh seorang lelaki kepada wanita. Ya, memang pada awalnya mulut lelaki itu begitu manis sehingga perempuan merasa teryakinkan dengan perkataan yang lelaki lontarkan. Disaat wanita tlah terbuai rayu lelaki itu, entah seperti kacang lupa kulitnya tetapi perlakuan lelaki saat masih m...

Hujan dan Kita

         Hujan. Pagi ini langit biru tertutup awan mendung yang diselimuti hujan deras. Aku suka suasananya, selalu suka. Bau tanah yang basah, bau rumput, aromanya terasa segar. Menciptakan ketenangan bagi yang menikmatinya. Duduk di ayunan seperti ini, memandang hamparan rumput dan tetesan air hujan yang jatuh mengenainya, seandainya itu bersama kamu, semuanya akan terasa indah.          Dygta. Satu orang itu yang selalu aku rindukan kehadirannya saat ini. Beribu mil kami terpisahkan jarak yang menghalangi jalinan cinta kami. Sudah setahun sejak lelaki itu pergi, memutuskan untuk melanjutkan menuntut ilmu jauh di benua barat sana. Dulu, lelaki itu yang menguatkan ku akan kisah cinta terbentang jarak yang akan kami lalu ini. Dulu, lelaki itu yang selalu menghapus air mata di setiap detik-detik menjelang perpisahan kami. Hingga tiba saat dia benar-benar pergi, tangannya terus menggenggam tangan ku erat, mengisyaratkan bahwa dia a...