Aku takut untuk memulai. Ya. Aku hanya tak ingin kecewa untuk kesekian kalinya. Aku sudah cukup lelah menitikkan air mata dan berhenti ditengah jalan panjang yang dengan tertatih aku berusaha melaluinya. Aku sudah cukup lelah ditinggalkan.
Hubungan yang telah lama aku perjuangkan pada akhirnya harus berakhir dengan sebelah pihak tanpa aku mempunyai hak untuk membela. Cinta yang aku tabur pada akhirnya harus menguap, mengembun bersama rintikan hujan tanpa pernah bisa ia kembali.
Sejujurnya, aku sudah lelah mencari pelabuhan untuk tempat ku bersandar. Semuanya perlahan karam. Jika pada akhirnya kelak aku harus merasakan kekaraman yang sama, kekecewaan yang sama, dan aku terlalu takut.
Aku terlalu takut untuk jatuh cinta.
Pertahananku sudah pecah berkeping-keping. Aku takut dipatahkan. Aku takut dijatuhkan. Dan aku takut diabaikan.
Walaupun ada kalanya aku menemukan pelabuhan yang berhasil menggetarkan hatiku ketika aku menatapnya. Pelabuhan yang berhasil mendebarkan jantungku setiap aku berbicara dengannya. Pelabuhan yang berhasil memesonaku dengan segala hal yang ada pada dirinya, dan pelabuhan yang berhasil mengidupkan ku dikala aku melihat senyumnya. Namun, aku terlalu takut untuk menyecap perasaan yang lebih dari rasa itu.
Entah konspirasi apa yang telah terjadi diantara otak dan hati, yang membuat segalanya seperti bertentangan. Terpaksa, aku harus mengikuti pertentangan itu dan jatuh pada suatu titik; berlari pergi meninggalkan.
Aku tak ingin kapal ku karam dan pada akhirnya tenggelam ditelan birunya lautan. Biarlah pelabuhan itu hanya menjadi impian yang kelak ketika aku telah memilik pertahanan yang benar-benar kuat; aku akan kembali mencarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar