Label

Minggu, 18 Agustus 2013

You Are The Apple of My Eye


“Ketika kamu sangat-sangat mencintai seseorang, dan ternyata ada orang lain yang mencintai dan menyayanginya maka dari hati yang paling dalam kamu akan benar-benar mondoakannya bahagia selamanya.“


You Are The Apple of My Eye. 
Yap. Benar sekali. Kutipan kata-kata itu adalah sebagian dialog dari film 'You Are The Apple of My Eye' - yang menurut gue itu adalah bagian dialog yang benar-benar ngena.

Gue suka film ini, karena banyak pelajaran yang bisa diambil ketika kita menontonnya. Salah satunya adalah pelajaran tentang cinta.

Bagaimana Ko Teng dan Shen Chia Yi saling menyukai sejak mereka masih SMA, tapi entah karena kebodohan keduanya, mereka tidak pernah bisa benar-benar bersama. Gue lihat, mereka berdua tidak benar-benar memperjuangkan cinta yang mereka punya, dan pada akhirnya, Ko Teng harus menyerah pada takdir, sekaligus menyerahkan Shen Chia Yi pada laki-laki lain.

Film ini mengajarkan bahwa kita tidak akan tau siapa kelak yang benar-benar akan menjadi jodoh kita. Siapa yang kelak akan duduk di pelaminan bersama kita. Karena, jodoh memiliki jalannya sendiri. 

Melihat bagaimana awal cerita dimulai, dan melihat bagaimana akhir dari cerita yang ber-genre sama, kita akan terkejut saat mengetahui yang menikah dengan Shen Chia Yi bukanlah Ko Teng, melainkan orang lain. 

Seperti halnya cinta. Sebanyak apapun cinta yang kita punya, gue rasa itu akan terus menjadi teka-teki sampai dimana cinta itu akan berakhir. Untuk siapa cinta itu diberikan, dan kepada siapa cinta itu akan menuju.

Terkadang kita harus belajar, meresapi, dan memahami bagaimana cinta itu berjalan sehingga pada akhirnya perjalanan cinta itulah yang akan menuntun kita menemukan cinta sejati.

Seperti Ko Teng dan Shen Chia Yi. Banyak penonton yang mengharapkan ending yang berbahagia antara mereka berdua. Tapi nyatanya, cinta memiliki jalannya sendiri. Ia tidak menuntun Ko Teng dan Shen Chia Yi untuk bersama, melainkan ia menuntun keduanya untuk menempuh jalannya masing-masing.

Walau digenggam kuat, andai ia bukan milik kita, kelak ia akan terlepas. 

Walau tidak digenggam bahkan cenderung ditolak, andai ia benar-benar untuk kita, ia akan datang.

6 komentar:

  1. gue udah nonton nih film. memang keren...
    Cinta tuh kaya angin, dia bebas bertiup kemana aja haha

    Salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya , recommended banget lah pokonya ..

      btw gue udah follow nih blognya :)

      Hapus
    2. wah makasih~
      udah gue follow balik

      Hapus
  2. amin.... #lah

    cerita film ini nyakitin di akhir :'/

    BalasHapus
  3. gue suka film itu, tapi endingnya oh... nusuk deh
    #recomended

    BalasHapus