Label

Minggu, 15 Juni 2014

Surat Untuk Ayah


Untuk lelaki pertamaku, lelaki yang pertama kali ku kenal di dunia ini. Lelaki yang pertama kali mengusap lembut rambutku ketika aku menangis. Lelaki yang pertama kali menggenggam jemariku disaat aku terluka. Lelaki yang pertama kali memberikan senyum indahnya dan berhasil mendamaikan hatiku.




Ayah.
Mungkin tulisan ini tidak sepenuhnya mampu mewakili perasaanku kepadamu karena sungguh aku tidak tahu bagaimana mengungkapkan semuanya, bagaimana mengungkapkan rasa sayangku kepada Ayah. Mungkin selama ini kasih sayang yang sangat terlihat hanya ku curahkan kepada Ibu saja, tapi demi Tuhan kamu adalah satu-satunya lelaki yang teramat sangat ku sayangi di dunia ini..

Ketika aku membayangkan wajahmu, entah kenapa aku selalu ingin menangis. Aku tidak sanggup jika harus kehilangan wajah penuh senyum meneduhkan itu. Aku tidak sanggup jika harus kehilangan tangan kokoh tempat aku berlindung saat seluruh dunia menyakitiku. Aku tidak sanggup Ayah..

Ketika aku membayangkan wajahmu yang sudah dipenuhi oleh keriput, air mata ini selalu saja ingin menetes. Membayangkan kerja kerasmu untuk kehidupan keluargamu, aku rasanya tidak akan pernah bisa membalasnya walaupun aku memberikan seluruh dunia ini berserta isinya kepadamu..

Ayah..
Kamu tau, ketika melihatmu tergolek sakit, hati ini rasanya seperti hancur. Rasanya aku ingin menggantikan posisimu saat itu. Dengan umurmu yang sudah semakin tua, kamu masih saja terus bekerja demi membahagiakan keluarga kecilmu. Tak peduli mungkin kamu lelah, tak peduli mungkin kamu letih, dan tak peduli mungkin badanmu sudah tidak sanggup lagi melakukannya. Aku selalu meminta kepada Tuhan untuk memberimu umur panjang, agar aku dapat mempersembahkan kesuksesanku untukmu. Namun jika Tuhan tidak bisa memberimu umur yang panjang, aku ingin Tuhan mempercepat kesuksesanku agar Ayah dapat tersenyum bangga.

Ayah, ini putri kecilmu yang dulu berada dalam gendonganmu, yang dulu selalu saja merengek menangis jika ingin meminta sesuatu. Izinkan aku membalas semua yang pernah kamu berikan. Izinkan aku mempersembahkan sebuah senyuman di wajahmu yang sudah semakin rapuh itu. 

Karena sungguh aku ingin kamu ada disaat aku meraih gelar sarjana, aku ingin kamu ada disaat aku memakai toga kebanggaanku kelak, aku ingin kamu ada disaat aku bahagia dengan pekerjaan yang aku dapatkan. Aku ingin jodohku kelak bertemu denganmu ketika ia meminta izin untuk meminangku. Aku ingin kamu ada disaat aku bersama lelaki kedua setelah kamu.

Untuk lelaki terhebat-ku, Ayahku.

Semoga Tuhan selalu memberikanmu kesehatan dan umur yang panjang untuk bisa menyaksikan putri kecilmu ini mewujudkan seluruh keinginanmu...

Aku sangat menyayangimu. Aku sangat mencintaimu, Ayah.

Selamat Hari Ayah :)

dari peri kecilmu yang sedang berjuang membanggakanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar