Terkadang ada hal yang tidak perlu kamu rasakan agar semuanya bisa berjalan baik-baik saja, agar semuanya bisa berjalan seperti sedia kala tanpa perlu kamu merasa ada yang hilang dan agar tidak ada bulir bulir harapan yang tumbuh diantaranya.
Terkadang, ada hal yang tidak harus kamu akui, agar semuanya tetap terasa samar, dan akhirnya memudar, karena jika kamu mengakui dan akhirnya tersadar, kenyataan tetap pada kenyataan yang tidak akan bisa berubah.
Ketika otak telah dari awal memberi peringatan, bahwa yang kamu lakukan adalah hal yang nantinya akan meninggalkan bekas sedemikian, namun hatimu tetap memaksa dan berkata "semuanya akan baik-baik saja" atau "tidak akan ada perubahan apapun", namun nyatanya, siapakah maha penggerak hati ini? Bukan kamu, bukan siapapun, ketika perlahan Allah meniupkannya, otak yang bekerja sama dengan logika saja tidak akan bisa menyangkal, apalagi hatimu yang sebenarnya lemah namun bertahan pada ego yang tinggi itu, dan akhirnya mereka kalah.
Bayangkan itu hal yang akan terjadi pada dirimu, setega itu kah? Kamu pasti tidak akan pernah merelakan orang yang menjadi peganganmu, diingini oleh orang lain, bahkan diharapkan oleh orang lain. Setidakbaiknya hubunganmu, dalam hati kamu pasti menyayanginya dan tidak menginginkannya. Ya begitulah, sebenarnya otak dan hatipun sangat tau hal hal seperti itu, tapi sekali lagi, melihat bagaimana ia menyayangimu sebegitunya, perasaan ingin itu perlahan muncul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar