Saya sedang rindu berbincang dengan seorang laki-laki yang membuat saya ingin terus berbicara banyak hal dengannya.
Saya sedang rindu makan dengan seorang laki-laki yang membuat saya makan adalah menjadi hal yang paling menyenangkan yang bisa kami lakukan, apapun itu.
Saya sedang rindu nonton dengan seorang laki-laki yang walaupun saya tidak menyukai film itu, tapi ia berhasil membuat saya duduk manis disebelahnya sambil menikmati popcorn dan dirinya yang sedang asyik nonton.
Saya sedang rindu berkirim pesan dengan seorang laki-laki yang menunggu balasan kabarnya adalah menunggu yang paling menyenangkan dalam hidup saya.
Saya sedang rindu suara seorang laki-laki yang bahkan ketika saya terlelap, saya ingin terus mendengar suaranya, bukan karena suaranya begitu merdu, tapi lebih karena dengan mendengarnya, saya bisa merasakan ia terus berada bersama saya.
Aku selalu ingat bagaimana keningmu mengkerut saat bulan sabit mengembang di pipimu.
Aku selalu ingat bagaimana tawa renyahmu menggema di udara karena kamu mentertawakan hal yang kamu anggap lucu dan aku menikmatinya.
Aku selalu ingat bagaiman jari-jarimu bermain diatas senar gitar, melatunkan lagu yang menjadi favoritmu, yang juga favoritku.
Aku selalu ingat bagaimana genggaman tanganmu saat aku bilang: jangan pergi, bahkan jika aku sudah mulai bosan.
Karena kamu mengira, perpisahan adalah hal yang mustahil kita temukan, saat itu.
Biasanya aku hanya takut gelap, takut hantu,tapi kala itu; aku takut kehilanganmu.
Aku selalu ingat bagaimana hidup begitu ringan kuhadapi saat aku memiliki sesuatu untuk kutunggu-tunggu.
Menunggumu
tiba, menunggu kabarmu sampai di rumah, menunggu telponmu, menunggumu
membalas pesanku, menunggumu tersenyum, menunggumu menyelesaikan
kesedihanku.
Aku selalu ingat, ketika sebelumnya, menunggu tidak pernah semenyenangkan ini.
Aku tidak berharap kamu masih mengingatnya juga. Aku hanya berharap, kamu tidak keberatan kalau aku masih belum kelu membicarakannya pada udara dan seisinya.
Ada kalimat yang begitu aku sukai yang keluar dari bibirmu saat itu, yaitu saat
kamu bilang; aku tak akan pernah pergi. Dan kamu, jangan pernah pergi dariku juga. I'm into you so deep.
Kamu tahu, kalimat itu yang selalu membuatku mampu memaafkanmu.
Ada kalimat yang begitu aku sukai yang keluar dari bibirku, yaitu saat
aku bilang; aku percaya kalau setiap kehilangan yang terjadi dalam
hidup, adalah kehilangan yang akan menjelma syukur di hari yang lain.
Kamu tahu, kalimat itu yang selalu membuatku mampu memaafkan diriku.
Bila kelak ada lagi pagi yang bisa kita awali dengan bahagia.
Jangan lupa, bahwa kehilangan ini pernah mengantar kita sampai ke sana.
Dan bila syukur itu pun telah tiba, peluk aku (lagi) dengan ke-baik-baik sajaanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar